BAB
I
PENYEARAH
Rangkaian Penyearah
merupakan rangkaian yang mengkonversikan tegangan AC menjadi DC.
disebutpenyearah fungsinya menyearahkan listrik arus bolak-balik
menjadi listrik arus searah. Energi mengalir dari sistem listrik AC satu arah ke
sistem DC. Contoh: Listrik AC 220
V/50 Hz diturunkan melewati trafo menjadi 12V AC dan kemudian disearahkan oleh diode menjadi tegangan DC
12V.
1.1
PENYEARAH
1 FASA
Semikonvereter satu fasa adalah
penyearah terkontrol yang merupakan penggabungan antara penyearah terkontrol
dan
penyearah tak
terkontrol. Penyearah ini juga disebut half control rectifier seperti
terlihat pada gambar 2.10
Gambar 2.10 Semikonverter satu fasa
Jembatan semikonverter paling banyak
digunakan karena alasan ekonomi Jembatan ini digunakan pada kondisi tertentu
yang tidak memerlukan penyearah gelombang penuh terkendali. Hal ini akan
menghemat biaya karena harga dioda yang lebih murah dari SCR. Konfigurasi
jembatan memerlukan jumlah elemen saklar dua kali dari konfigurasi mid point
(hanya satu terminal yang menuju ke output DC). Jembatan ini terdiri dari common
katoda (katoda SCR yang dihubung bersama) dan common anoda (anoda dioda
yang dihubung bersama Pada konfigurasi jembatan, arus DC mengalir secara
bersama melewati dua elemen pensaklaran; satu pada common katoda dan
lainnya pada common anoda. Hal ini tidak menguntungkan dibanding
konfigurasi mid point. Tetapi keuntungan lainnya dari konfigurasi
ini adalah tidak memerlukan transformator, yang berarti penghematan bentuk dan
ukurannya. Tetapi transformator mungkin masih diperlukan jika isolasi antara
sisi AC dan DC dibutuhkan. Transformator ini digunakan untuk menaikkan dan
menurunkan tegangan AC, yang berarti menyediakan tegangan AC yang berbeda-beda
sesuai kebutuhan tegangan Dcnya.
Penyearah tiga-fasa adalah pengubah
tegangan bolak-balik ke tegangan searah yang menggunakan sumber tiga-fasa.
Berdasarkan semikonduktor yang digunakan dan variasi tegangan keluarannya,
penyearah tiga-fasa dapat diklasifikasikan menjadi :
•
Penyearah tak terkendali.
•
Penyearah terkendali.
Sedangkan berdasarkan topologinya
penyearah tiga-fasa dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Penyearah tiga-fasa setengah
gelombang dengan hubung bintang.
b. Penyearah tiga-fasa gelombang
penuh dengan dioda hubungan jembatan.
c. Penyearah tiga-fasa setengah
gelombang dengan trafo zig-zag. Ada keunggulan antara topologi yang satu dengan
topologi lainnya. Untuk tegangan AC input yang sama misalnya, penyearah b,
mempunyai tegangan searah yang lebih tinggi serta faktor ripel lebih ringan
dari penyearah a, tetapi penyearah a hanya memerlukan tiga buah dioda
dibandingkan dengan penyearah b yang memerlukan enam buah dioda. Pada penyearah
c, komponen arus searah pada sisi primer trafo penyearah, dihilangkan dengan
penggunaan trafo hubung zig-zag. Gangguan-gangguan yang bersumber pada
fluksi-fluksi bocor, pemanasan, kejenuhan inti serta regulasi tegangan yang
buruk dapat dikurangi. Hal itu penting
terutama untuk pemakaian daya besar. Penyearah tiga fasa tak terkendali yang
umum digunakan adalah penyearah tipe b, seperti ditunjukkan pada Gb.1. dan
gelombang tegangan dan arusnya ditunjukkan seperti pada Gb.2. Tegangan keluaran
dari penyearah seperti pada Gb.l secara matematik dapat dijelaskan sebagai
berikut : Untuk grup komutasi D1-3-5 adalah :
..........(1) Untuk grup komutasi D2-4-6 hasilnya sama dengan group
komutasi D1-3-5 tetapi dengan tanda negatif, sehingga tegangan keluaran pada
beban adalah :
.........(2) dengan u adalah nilai
rms dari tegangan sumber fasa-fasa.
Gb. 2 Gelombang tegangan dan arus penyearah tiga-fasa gelombang penuh
dengan dioda hubungan jembatan.
1.3 .
PENYEARAHAN TERKONTROL 1 FASA
Penyearah
terkontrol merupakan rangkaian yang menggunakan thyristor sebagai komponen
penyearah yang dapat mengendalikan tegangan keluaran DC. Penyearah terkontrol
dapat dibedakan
menjadi penyearah
terkontrol penuh dan setengah terkontrol. Penyearah ini dapat digunakan untuk
pengaturan kecepatan motor DC.
Penyearah terkontrol
penuh satu fasa tersusun dari 4 buah thyristor dan 1 dioda freewheeling digunakan untuk mensuplai daya listrik
pada lilitan jangkar dimana tegangan lilitan jangkar digunakan untuk mengatur kecepatan
putar motor arus searah baik untuk starting maupun running saat
kerja pada kalang terbuka (openloop). Tegangan arus searah (Vdc)
atau tegangan keluaran (Vo)
1.4
PENYEARAHAN TERKONTROL 3 FASA
Penyearah tiga fasa
sering dijumpai secara luas untuk berbagai aplikasi pada bidang industri. Dalam
penggunaan penyearah
ini perlu dilakukan pertimbangan lebih jauh, karena penyearah ini akan
menghasilkan harmonisa pada sisi masukan, yang pada akhirnya akan mempengaruhi
sistem tenaga listrik. Disamping itu tegangan yang rata pada keluaran merupakan
hal lain yang perlu dipertimbangkan. Keluaran dari penyearah akan dipengaruhi
oleh besarnya tegangan masukan, frekuensi masukan, sudut picu dari
masing-masing thyristor, dan kondisi masingmasing thyristor Hampir semua
listrik yang digunakan oleh industri, dibangkitkan, ditransmisikan, dan
didistribusikan dalam sistem tiga fasa. Sistem tiga fasa ini memiliki besar
yang sama (untuk arus dan tegangan) tetapi mempunyai perbedaan sudut sebesar
120o antar fasanya. Sumbu ini disebut juga sumbu yang seimbang. Penyearah tiga
fasa sering digunakan pada banyak aplikasi di industri untuk pengendalian motor
listrik. Pada rangkaian penyearah tiga fasa terkontrol gelombang penuh
menggunakan 6 buah thyristor terhubung seri, dengan sumber tegangan tiga fasa
terhubung bintang (star), dan dihubungkan dengan beban induktif. Rangkaian
ini dikenal dengan sebagai jembatan tiga fasa. Thyristor dinyalakan pada
interval π/3. Frekuensi ripple tegangan keluaran akan 6fs dan kebutuhan proses
filtering menjadi
lebih ringan dari konverter gelombang setengah maupun semikonverter tiga fasa. Pada ωt = π/6 + α, thyristor T6 telah
tersambung dan thyristor T1 akan dinyalakan. Selama interval (π/6 + α) ≤ ωt ≤
(π/2 + α), thyristor T1 dan T6 tersambung dan tegangan line to line
Vab = (Van – Vbn) akan
muncul sepanjang beban.
BAB
II
REGULATOR
TEGANGAN
Regulator tegangan AC
menggunakan konverter tegangan bolak balik dengan 2 buah thyristor sebagai komponen
pensakelaran. Thyristor pada regulator tegangan AC akan menyuplai arus kebeban
R dan L Regulator tegangan AC satu fasa disuplai dengan tegangan input bolak balik yang konstan.
|
Pengaturan tegangan keluaran
ini diperoleh dengan penggabungan kerja pensakelaran dua buah komponen
semikonduktor sehingga pada sisi beban diperoleh tegangan bolak balik yang
teregulasi.
|
Gambar 2. Gelombang Keluaran Regulator Fasa Tunggal
Pengaturan arus gerbang pada
thyristor akan menghasilkan variasi sudut penyalaan sehingga arus gate pada thyristor dapat dirumuskan
sebagai berikut
(1)
.............. (2)
................... (3)
Dari gambar di atas dapat diketahui tegangan output dengan
menggunakan rumus:
Vr =
= V
. (4)
Persamaan di atas menunjukkan bahwa tegangan keluaran pengendali
tegangan adalah fungsi dari sudut perlambatan penyalaan (
, b)
Sekema rangkaian daya Regulator 3 phasa terkendali penuh diperlihatkan pada gambar
|
Gambar 3. Rangkaian Daya RegulatorTegangan 3 Fasa Terkendali Penuh
Gambar 4. Bentuk
Gelombang Tegangan Line ke Beban untuk 2 sudut perlambatan Penyalaan
Besarnya tegangan keluaran Untuk sudut 0 ≤ a ≤
dapat ditentukan
dengan menggunakan rumus:
Irms=
+
=
............... (5)
Selanjutnya untuk sudut
≤ a ≤
Irms=
=
...... (6)
Untuk sudut
≤ a ≤ 5
Irms=
=
. (7)
Maka Vrms =
Irms
R dan V =
VL
Berdasarkan persamaan (6) dan (7) di atas dapat
disimpulkan bahwa tegangan keluaran regulator tidak hanya tergantung dari sudut
perlambatan penyalaan a, juga dipengaruhi oleh daerah kerja pengoperasian, oleh
karena untuk range sudut a tertentu berlaku persamaan tersendiri.
2.1 Pembebanan Regulator
Tegangan
Masalah arus masukan DC dapat dicegah dengan menggunakan kontrol
dua arah (gelombang penuh), dan pengontrol gelombang penuh satu fasa dengan
beban resistif.
|
Gambar 5. Rangkaian Regulator Tegangan Beban Resistif
Selama tegangan masukan setengah siklus positif, daya
yang mengalir dikontrol oleh beberapa sudut tunda dari thyristor T1,
dan thyristor T2 mengontrol daya selama tegangan masukan setengan
siklus negatif. Pulsa yang dihasilkan pada T1 dan T2
terpisah 1800. Bentuk gelombang untuk tegangan masukan, tegangan
keluaran, dan sinyal gerbang untuk T1 dan T2 ditunjukan
pada gambar 5.
Jika
adalah tegangan masukan, dan sudut tunda
thyristor T1 dan T2 sama (α1 = α2 =
α3), tegangan keluaran rms dapat ditentukan melalui.
......... (8)
Dengan variasi sudut α dari 0 sampai α, V0
dapat divariasikan dari Vs sampai 0.
Selanjutnya Pengontrolan
beban penuh dengan sebuah beban RL ditunjukan oleh gambar 5. kita asumsikan
thyristor T1 dinalakan pada waktu setengah siklus positif dan membawa arus
beban. Karena induktif pada rangkain, arus thyristor T1 tidak akan jatuh menuju
nol pada
, ketika tegangan
masukan mulai menjadi negatif. Thyristor T1 akan terus terhubung sampai arus
jatuh menjadi nol pada
. Sudut konduksi
thyristor t1 adalah
dan tergantung pada sudut tunda
dan sudut factor
daya beban 0. bentuk gelombang untuk arus thyristor, pulsa-pulsa gerbang, dan
tegangan masukan ditunjukan pada gambar 5b.
Bila
adalah tegangan
masukan yang tiba-tiba dan sudut tunda thyristor T1 adalah
. Arus
thyristor
dapat ditentukan melalui:
Penyelesai persamaan adalah dalam bentuk
....... (9)
Dengan
beban impedansi
(10)
dan
sudut beban
(11)
Konstanta A dapat ditentukan dari kondisi mula, pada
sehingga dapat
diperoleh
(12)
sudut
pada saat arus i
jatuh menjadi 0 dan
thyristor menjadi off, dapat ditentukan dari kondisi i
pada
persamaan dan diberikan dengan hubungan
...... (13)
Selanjutnya
untuk beban dominan induktif, persamaan tegangan keluaran regulator tegangan
ditentukan dengan persamaan berikut:
Sudut yang disebut exinction angle, dapat ditentukan dari
persamaan transidental dan akan memerlukan penyelesaian dengan motode iterasi. Bila
diketahui , sudut
thyristor T1 dapat
ditentukan melalui
|
Gambar
6. Rangkaian Regulator Tegangan
Beban Resistif
Tegangan keluaran dan arus fasa aalah:
..... (13)
Arus rms thyristor dapat ditentukan melalui persamaan
sebagai berikut:
(14)
Tegangan keluaran rms dapat ditentukan melalui
persamaan sebagai berikut;
Nilai rata-rata arus thyristor dapat pula ditentukan melalui persamaan sebagai
.......................... (15)
BAB III
INVERTER
CHOPPER CYCLOCONVENTER
Gambar
10.48Aplikasi IGBT untuk kontrol motor induksi 3
RangkaianCycloconverter (Gambar 10.48) di mana tegangan AC 3
phasa disearahkan menjadi tegangan DC oleh enam buah Diode. Selanjutnya
sembilan buah IGBT membentuk konfigurasi yang akan menghasilkan tegangan AC 3
phasa dengan tegangan dan frekuensi yang dapat diatur, dengan mengatur waktu ON oleh generator PWM.
Rangkaian VVVF ini dipakai pada KRL merk HOLEC di Jabotabek.
Inverter
Inverter
adalah suatu rangkaian elektronika daya yang dapat mengubah sumber tegangan
searah (DC) menjadi sumber tegangan dan arus bolak-balik (AC).
Jenis Rangkaian Inverter
Ditinjau dari prosesnya:
Rangkaian inverter
seri
Rangkaian inverter
paralel
Rangkaian inverter
jembatan (bridge)
Ditinjau dari tegangan AC yang dihasilkan:
Rangkaian inverter
satu fasa
Rangkaian inverter
tiga fasa
Ditinjau dari pembebanan:
Rangkaian inverter
tegangan (VSI): tegangan konstan, arus tergantung beban
Rangkaian inverter arus
(CSI): arus konstan, tegangan bervariasi
BAB
IV
CONTROL
CONVERTER
Konverter
yaitu mengubah energi listrik arus bolak-balik dengan tegangan dan frekuensi
tertentu menjadi arus bolak-balik dengan tegangan dan frekuensi yang lain. Ada
dua jenis konverter ac, yaitu pengatur tegangan ac (tegangan berubah, frekuensi konstan) dan
cycloconverter (tegangan dan frekuensi dapat diatur). Contoh: tegangan AC 220 V dan frekuensi 50 Hz menjadi tegangan AC 110 V
dan frekuensi yang baru 100Hz. Rancangan
konverter daya paling sedikit mengandung lima elemen Gambar 10.2, yaitu (1)
sumber energi, (2) komponen daya, (3) piranti pengaman dan monitoring, (4)
sistem kontrol loop tertutup, dan (5) beban.
BAB
V
CONVERTER
RESONANSI
Rangkaian
resonansi merupakan suatu rangkaian yang bekerja dengan memanfaatkan sifat
alami dari komponen kapasitor dan induktor. Kedua komponen ini bersifat saling bertolak
belakang, jika dikombinasikan keduanya akan bersifat seperti ayunan. Kapasitor
menyimpan energi dalam bentuk tegangan sedangkan induktor menyimpan energy dalam
bentuk arus. Saat kapasitor melakukan fase peluahan maka pada saat yang
bersamaan induktor mengalami fase pengisian (pengisian dan peluahan yang saling
bergantian). Hasil dari ayunan ini adalah osilasi dari tegangan kapasitor dan
arus induktor. Syarat terjadinya osilasi adalah kondisi sistem harus bersifat
redaman kurang (underdamp). Konverter DC–DC resonansi beban dapat diklasifikasikan
menjadi tiga, yaitu, seri,paralel, dan hibrid.
Gambar 2.3 Konverter DC-DC resonansi
beban seri
Konverter ac – dc
Konverter
ac – ac
Konverter dc – dc
BAB
VI
SWITCH
MODE
Karena devais daya dapat dioperasikan sebagai switch atau kontaktor, dengan
tegangan sumber dapat berupa tegangan ac atau dc dan switchnya dikenal dengan
ac static switches atau dc static switches.
Sebuah
Switch Mode Power Supply
adalah pasokan listrik yang menggabungkan regulator switching sehingga konversi
efisien untuk tenaga listrik. beban listrik ke power supply, kemudian diubah
menjadi tegangan dan arus seperti yang diinginkan, misalnya, 12
volt power supply . Keuntungan
dari mode power supply switch adalah berat, lebih efisien ringan dan ukuran
yang lebih kecil. Hal ini juga menghasilkan panas yang lebih rendah untuk
efisiensi yang sukses. Hal ini diklasifikasikan menjadi empat jenis sesuai
dengan gelombang input dan output, yaitu:
1.
AC / DC: penyearah
2.
DC / DC: DC ke DC konverter
3.
AC / AC: changer frekuensi
4.
DC / DC: inverter
pasokan
mode daya Beralih diklasifikasikan berdasarkan topologi rangkaian, converter
non-terisolasi dan terpencil. Terisolasi topologi, termasuk transformator,
dapat menghasilkan output yang lebih rendah atau lebih tinggi dari input dengan
menyesuaikan rasio berubah. Kebanyakan konverter menggunakan induktor terpisah,
sementara yang lain menggunakan trafo. Sedangkan topologi non-terisolasi sangat
sederhana menggunakan induktor tunggal untuk menyimpan energi. Aplikasi beralih
modus power supply tersedia di beberapa daerah. Sampel untuk produk komputer
pribadi yang memiliki pasokan input daya universal dapat diterima dari seluruh
dunia. Frekuensi adalah 50 Hz hingga 60 Hz dengan tegangan sampai dengan 24o
Volt 100 Volt. Persediaan aplikasi modus saklar daya diklasifikasikan
berdasarkan topologi rangkaian, converter non-terisolasi dan terpencil.
topologi Terisolasi, termasuk Transformers, dapat menghasilkan output yang
lebih rendah atau lebih tinggi dari input dengan menyesuaikan rasio berubah.
Kebanyakan konverter menggunakan induktor terpisah, sementara yang lain
menggunakan kombinasi transformer. Sedangkan topologi non-terisolasi sangat
sederhana menggunakan induktor tunggal untuk menyimpan energi. Aplikasi beralih
modus power supply tersedia di beberapa daerah produsen. Sampel untuk produk
komputer pribadi yang memiliki input daya universal. Kebutuhan dapat diterima
dari seluruh dunia. Frekuensi ID nya adalah 50 Hz hingga 60 Hz dengan tegangan
sampai dengan 24o Volt 100 Volt. Sekarang, hampir semua notebook memiliki
konverter regulator module-DC-DC pada motherboard untuk catu daya tegangan
rendah untuk core CPU dapat diterima. Selain itu, ada motherboard yang memiliki
setting pada BIOS untuk melakukan over-clocker yang mengontrol tegangan CPU. Aplikasi
ini menjadi penting dimana frekuensi dan tegangan tidak dapat diproduksi dengan
sumber utama. Dalam truk industri yang menggunakan 24 volt DC. Tapi Ini mungkin
memerlukan 12 Volt DC, perlu mengubah mobil biasa untuk menggerakkan peralatan.
Mengaktifkan
modus pasokan listrik trafo dijalankan pada frekuensi tinggi. Hal ini
didasarkan pada kenyataan bahwa frekuensi transformator frekuensi tinggi rendah
dibandingkan yang lebih kecil. Jumlah energi yang disimpan oleh trafo switching
tergantung pada frekuensi tinggi dan rendah. Transfer energi biasanya frekuensi
desain transformator rendah melalui inti (besi lunak), sedangkan inti memiliki
batas kebocoran tinggi. Mengaktifkan modus power supply sekarang digunakan
secara luas. Ini memiliki fungsi untuk mengurangi tegangan input tidak diatur
dc dc menjadi output diatur dengan Buck Converter Circuit, meningkatkan output
dc multiplier, membalik tegangan input dc konverter choke, meningkatkan
tegangan dc tidak diatur ke konverter tegangan dc, maka harus diatur oleh Boos
Converter.
BAB
VII
RANGKAIAN
PEMICU & PENGONTROL DENGAN PLC
7.1 Pengertian
Programmable
Logic Kontroler (PLC) adalah sebuah komputer
yang khusus dirancang untuk mengontrol suatu proses atau mesin. Proses yang
dikontrol ini dapat berupa regulasi variabel secara kontinu seperti pada
sistem-sistem servo, atau hanya melibatkan kontrol dua keadaan (On/Off)
saja, tetapi dilakukan secara berulang-ulang seperti yang dijumpai pada mesin
pengeboran, sistem konveyor dan lain sebagainya.
Walaupun
istilah PLC secara bahasa berarti pengontrol logika yang dapat diprogram,
tetapi pada kenyataanya PLC secara fungsional tidak lagi terbatas pada
fungsi-fungsi logika saja. Sebuah PLC dewasa ini bisa melakukan
perhitungan-perhitungan aritmatika yang relatif komplek, fungsi komunikasi,
dokumentasi, dan lain sebagainya.
7.2 Prinsip
kerja PLC
Secara
umum PLC terdiri dari dua komponen penyusun utama yaitu Central Processing
Unit (CPU) dan sistem antar muka input/output.
Fungsi
dari CPU adalah memngatur semua proses yang terjadi didalam PLC. Ada tiga
komponen utama penyusun CPU yaitu Prosesor, memori, power supply.
Pada
dasarnya, operasi PLC relative sederhana. Peralatan luar dikoneksikan dengan
modul input/output PLC yang tersedia. Peralatan ini bisa berupa
sensor-sensor analaog, push bottom, limit switch, motor starter,
solenoid, lampu, dan lain sebagainya.
Selama
prosesnya, CPU melakukan tiga operasi utama :
a.
Membaca
dan memasukan data dari perangkat lunak via modul input
b.
Mengeksekusi
program kontrol yang tersimpan di dalam memori PLC
c. Meng-update
atau memperbaharui data pada modul output. Ketiga proses tersebut dinamakan dengan Scanning.
7.3 Fungsi
PLC
Fungsi dan kegunaan dari PLC dapat dapat dikatakan hamper
tidak terbatas. Secara umu fungsi PLC adalah sebagai berikut :
Ø
Kontrol
Sekuensial
PLC
memroses input sinyal biner menjadi output yang digunakan unutk keperluan
pemrosesan teknik secara berurutan (sekuensial), disisni PLC menjaga agar semua
langkah dalam proses sekuensial berlangsung dalam urutan yang tepat.
Ø
Monitoring Plant
PLC
secara terus menerus memonitor suatu system (misalnya temperature, tekanan,
tingkat ketinggian) dan mengambil tindakan yang diperlukan sehubungan dengan
proses yang dikontrol (misalnya nilai sudah melebihi batas) atau menampilkan
pesan tersebut ke operator.
7.4 Bahasa
Pemrograman
Berkaitan dengan program PLC. Ada lima model atau metode
yang telah distandarisasi penggunaannya oleh IEC (International Electrical
Commission):
Ø
List Intruksi (Intruction List)
Pemrograman
dengan menggunakan intruksi-intruksi bahasa level rendah (mnemonic), seperti
LD/STR, NOT, AND dan lain sebaginya.
Ø
Diagram Ladder (Ladder Diagram)
Pemrograman
berbasis logika relay, cocok digunakan untuk persoalan-persoalan control
diskret yang input/output hanya memilki dua kondisi On atau Off seperti pada sistem
kontrol konveyor, lift, dan motor-motor industry.
Ø
Diagram Blok Fungsional (Fungtion Blok
Diagram)
Pemrograman
berbasis aliran data secara grafis, banyak digunakan untuk tujuan control
proses yang melibatkan perhitungan-perhitungan kompleks dan akuisisi data
analog.
Ø
Diagram Fungsi Sekuensial ( Sequensial
Fuction Charts)
Metode
grafis unutk pemrogaman terstrukturb yang banyak melibatkan langkah-langkah
rumit, seperti pada bidang robotika, perakitan kendaraan, Batch Control,
dan lain sebagainya.
Ø
Teks Terstruktur (Structured Text)
Tidak
seperti keempat metode yang lainnya, pemrograman ini menggunakan
statemen-statemen yang umum dijumpai pada bahasa level tinggi (high level
programming) seperti If, Then, Do/While, Case, For/Next, dan lain
sebagainya. Dalam aplikasinya, model
ini
cocok digunakan untuk perhitungan-perhitungan matematis yang komplek,
pemrosesan tabel dan data, serta fungsi-fungsi control yang memerlukan
algoritma khusus.
7.5 Diagram
Ladder
Diagram Ladder memnggambarkan program dalam bentuk
grafik. Diagram ini dikembangkan dari kontak-kontak relay yang terstruktur yang
menggambarkan aliran arus listrik. Dalam diagram ladder terdapat dua buah garis
vertical dimana garis vertikal sebelah kiri dihubungkan dengan sumber tegangan
positif catu daya dan garis sebelah kanan dihubungkan dengan sumber tegangan
negative catu daya.
Program ladder ditulis menggunakan bentuk pictorial
atau symbol yang secara umum mirip dengan rangkaian klntrol relay. Program
ditampilkan pada layar dengan elemen-elemen seperti normally open contact,
normally close contac, timer, counter, sequencer dan lain-lain ditampilkan
seperti dalam bentuk pictorial. Dibawah kondisi yang benar, listrik
dapat mengalir dari rel sebelah kiri ke rel sebelah kanan, jalur rel seperti
ini disebut sebagai ladder line (garis tangga). Peraturan secara umum di
dalam menggambarkan program ladder diagram adalah:
-
Daya
mengalir dari rel kiri ke rel kanan
- Output
koil tidak boleh dihubungkan secara langgsung di rel sebelah kiri.
- Tidak
ada kontak yang diletakan disebelah kanan output coil.
- Hanya
diperbolehkan satu output koil pada ladder line.
BAB
VIII
RANCANGAN
SYSTEM
Perancangan sistem merupakan kegiatan untuk pengembangan
sistem dan prosedur baru, dalam kaitannya dengan sasaran-sasaran (baru) yang
dikehendaki oleh pihak manajemen, untuk memperoleh suatu sistem informasi, yang
mampu dipakainya untuk memanajemeni perusahaannya secara lebih efektif dan
efisien. Perancangan sistem
(baru) tersebut dilakukan dengan meningkatkan efisiensi aliran data dalam
organisasi, serta memperbaiki sistem pengendaliannya melalui kegiatan
operasional perusahaan.
Perancangan
sistem merupakan sebuah proses yang terdiri dari beberapa kegiatan. Pertama
adalah menentukan secara tepat dan rinci operasional manajemen yang berkaitan
dengan kegiatan pengolahan data yang dikehendaki oleh manajemen yang
sebenarnya. Kedua adalah mengatur
semua kebutuhan tadi, serta membagi-baginya secara sistematis pada beberapa
tahap dan bagian, yang nantinya akan dioperasionalkan. Ketiga menentukan
cara-cara pelaksanaan dari masing-masing jenis tugas tersebut, serta keempat
menentukan tingkat ukuran mutu untuk menilai keberhasilan (dan
ketidakberhasilan) dari masing-masing performa tugas-tugas tersebut. Sasaran Perancangan Sistem Perancangan sebuah sistem baru tidak
hanya berupaya untuk mempercepat atau mengotomasikan sistem lama saja, tetapi
dapat disebut sebagai sebuah upaya reorganisasi secara menyeluruh di segenap
jajaran operasional. Hal tersebut dimaksudkan untuk beberapa sasaran, antara
lain :
Menentukan secara tepat banyaknya informasi yang seharusnya
diterima oleh masing-masing pihak yang membutuhkan, agar yang bersangkutan bisa
benar-benar terbantu dalam menjalankan pekerjaan yang jadi tanggungjawabnya,
khususnya dalam proses pengambilan keputusan. Informasi yang terlalu
berlebihan, tak akan menjadi lebih membantu, jika informasi yang diterimanya
tersbeut tidak relevan dengan kebutuhan bagi penerimanya. Kecuali akan
membuatnya bingung, juga memaksa perusahaan mengeluarkan biaya yang tak perlu,
karena harus mencetak sekian lembar laporan, yang sama sekali tak digunakan. Tetapi, informasi yang sangat sedikit,
boleh jadi menjadi tak cukup lengkap, sehingga pihak penerimanya tak bisa
menggunakannya sebagai alat bantu pengambil keputusan yang baik. Jika sebuah
keputusan didasarkan atas informasi yang tidak lengkap, maka dikawatirkanlah
kualitas keputusan itu tadi.
Tujuan
lain dari perancangan sistem adalah melakukan upaya standarisasi, yang
jika bisa dilakukan secara benar, akan banyak menghemat waktu dan biaya. Pengembangan sistem pengendalian juga merupakan
sasaran perancangan sistem. Sistem pengendalian yang dibentuk juga harus dibuat
sedemikian rupa agar tidak terlalu berlebihan, atau terlalu longgar. Tujuan
pengendalian ini adalah agar bisa dihasilkan keluaran yang didasarkan atas
pertimbangan efisiensi.
Tujuan
terakhir dari perancangan sistem adalah untuk mengurangi fungsi-fungsi yang
terduplikasi, baik dalam hal tujuan, operasi, data, form-form, serta
laporannya. Juga menghindarkan adanya prosedur-prosedur yang tak perlu. Juga
dalam hal aliran data, laporan-laporan, dan fungsi-fungsi.
Pertanyaan bagi
manajemen. Perancangan sebuah sistem dilakukan berdasarkan atas permintaan
manajemen, dalam rangka dapatnya dibentuk sebuah sistem informasi pengolahan
data yang bisa membantunya menjalankan fungsinya selaku pengambil keputusan. Mengingat bahwa
perancangan sistem ini berasal dari adanya kebutuhan dari manajemen tersebut di
atas, maka kita perlu mengajukan sejumlah pertanyaan dasar bagi manajemen,
sebelum kegiatan perancangan sistem tersebut dikerjakan. Memahami sasaran
sistem sebenarnya merupakan hal yang sangat penting bagi seorang
sistem analis dalam melakukan tugasnya. Bagaimana pun, seorang sistem analis
harus memperoleh konfirmasi dari tangan pertama mengenai hal tersebut. Seorang
sistem analis boleh saja mengetengahkan gagasan-gagasannnya sendiri kepada
pihak manajemen, untuk melengkapi pelbagai sasaran yang dikehendaki oleh
manajemen. Atau menggunakan gagasannya sendiri tersebut untuk memancing
manajemen yang bersangkutan agar lebih mudah menyampaikan sasaran apa
sebenarnya yang mereka kehendaki. Pemahaman akan sasaran sistem yang diinginkan
oleh manajemen tersebut juga akan bisa dipakai sebagai ruang lingkup dari
saya lagi mencari rangkaian trigger pengontrol terkendali 3 phase sudut thyristor tidak ada
BalasHapusKING CASINO, LLC GIVES A $100 FREE BET
BalasHapusKING CASINO, LLC GIVES A kadangpintar $100 FREE BET to 사설 토토 사이트 try. Visit us herzamanindir.com/ today and receive gri-go.com a $100 https://febcasino.com/review/merit-casino/ FREE BET! Sign up at our new site!