Senin, 19 November 2012

Skirpsi Elektro




 
BAB 1
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Dewasa ini, kebutuhan tenaga listrik merupakan kebutuhan utama. Perkembangan teknologi kelistrikan yang semakin pesat, serta kebutuhan akan energi listrik yang semakin esensial merupakan fenomena utama dalam kehidupan bermasyarakat, serta pengaruhnya akan  Pengalihan teknologi dari sistem analog ke digital dengan teknik controller sebagai solusi utama diabad ini dalam menjadikan kehidupan untuk menjadi lebih baik. Dengan melihat bahwa kekuatan energi listrik sangat penting dalam mendukung teknologi tersebut.
Berdasar dengan pandangan Eistein tentang Hukum Kekekalan Energi bahwa energi tidak dapat dibuat dan dimusnahkan, tetapi hanya dapat dirubah bentuknya. Hal inilah yang memberikan arah pemikiran kepada para ilmuwan untuk lebih mengembangkan sains tentang energi. Hal ini teridentifikasi dari Peradaban umat manusia didalam mengembangkan teknik energi yang terus mengalami perubahan dan perkembangannya mulai dari penggunaan mesin uap, penggunaan turbin, penggunaan pembakaran fosil, penggunaan energi surya sampai pada pengembangan penggunaan energi uranium atau nuklir.
Pemilihan akan metode dan teknik pembangkitan energi sangat dipengaruhi oleh potensi sumber daya alam yang tersedia serta kemanpuan sumber daya manusia untuk mengelolahnya. Di Indonesia sebagai Negara yang memiliki potensial alam yang melimpah, penggunaan pembangkit energi terus digalakkan, baik penggunaan mesin diesel, penggunaan energi surya sampai pada pengembangan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang dianggap paling potensial dalam mensuplai kebutuhan energi listrik dalam sentaro nusantara. Sebagai bentuk dari Pembangunan bendungan untuk pengairan yang dapat difungsi gandakan dengan penggunaan turbin generator untuk menghasilkan energi listrik yang berkualitas dengan harga pengoperasian yang lebih murah.
Dalam pengadaan sistem tenaga listrik salah satu bagian utama adalah Generatornya. Pada PLTA Bakaru menggunakan generator sinkron tiga phasa atau disebut juga Alternator. Generator sinkron merupakan jenis mesin listrik yang berfungsi untuk menghasilkan tegangan bolak-balik dengan cara mengubah energi mekanis menjadi menjadi energi listrik. Generator terdiri dari dua bagian utama yaitu rotor (bagian yang berputar) dan stator (bagian yang diam). Pembangkit ini menggunakan aliran arus air pengairan untuk menggerakkan rotor pada generator dan telah menghasilkan energi listrik yang mampu mensuplai kebutuhan energi listrik disulawesi selatan. Penggunaan generator tiga phasa pada pembangkit tersebut telah memperlancar operasional pembangkitan energi secara berkelanjutan. Prinsip dasar generator ini menggunakan hukum faraday yang menyatakan jika sebatang penghantar berada pada medan magnet yang berubah-ubah, maka pada pengahantar tersebut akan terbentuk gaya gerak listrik.
Dalam pengoperasiannya perputaran rotor pada generator dimulai dengan kecepatan rendah kemudian putaran dinaikkan sampai kepada putaran nominal dan perlu dilakukan pengecekan terhadap parameter yang ada pada unit tersebut agar berada dalam keadaan normal dan apabila hal tersebut telah dilakukan kemudian dilakukan pembebanan. Pembebanan pada sistem operasi dapat bersifat resitif, induktif maupun kapasitif tergantung dari jenis beban yang diterima oleh generator.
Besarnya tegangan pada generator tergantung kepada kecepatan putaran rotor, jumlah kawat pada kumparan yang memotong fluks dan banyaknya fluks magnet yang dibangkitkan oleh medan magnet. Dari pembebanan yang lebih dengan waktu yang terlalu lama serta ventilasi yang kurang sempurna sehingga menghambat pelepasan panas lilitan stator sehingga menyebabkan tempratur suhu pada generator dapat meningkat. Meningkatnya temperatur suhu dengan pengoperasian generator yang berkelanjutan dapat menimbulkan kesalahan teknis yang tentunya mempengaruhi kualitas yang dibangkitkan dari generator tersebut.
Bertitik tolak dari kerangka di atas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian ilmiah dengan mengangkat judul “ Analisis Pengaruh Karakteristik Beban terhadap Tempratur Generator PLTA Bakaru”.
B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas yang telah digambarkan secara umum mengenai pengaruh karakteristik beban terhadap temperatur generator PLTA Bakaru, dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Pengaruh tempratur generator dalam pengoperasian Generator di PLTA Bakaru.
2.      Pengaruh karakteristik beban terhadap temperatur generator di PLTA Bakaru.
3.      Pengaruh karakteristik beban terhadap usia Isolator generator PLTA Bakaru.
C.  Tujuan Penelitian
Secara teoritis, tujuan dari penelitian ini adalah:
1.      Untuk mengetahui pengaruh temperatur Generator dalam pengoperasian Generator di PLTA Bakaru.
2.      Untuk mengetahui pengaruh karakteristik beban terhadap tempratur Generator di PLTA Bakaru.
3.      Untuk mengetahui pengaruh karakteristik beban terhadap usia Isolator generator PLTA Bakaru.
D.  Manfaat Penelitian
            Secara Praktis, manfaat dari penelitian ini adalah :
1.      Menambah khasanah ilmu pengetahuan peneliti.
2.      Dapat menjadi masukan dalam pengembangan di PLTA Bakaru untuk pengoperasian yang lebih baik.
3.      Dapat dijadikan referensi bagi peneliti berikutnya yang meneliti tentang Generator.
E.  Batasan Masalah
     PLTA Bakaru terdiri dari 2 unit pembangkit, maka dalam penelitian ini penulis membatasi penelitiannya hanya pada unit1.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.   Teori Dasar
1.      Pengertian Generator
Generator adalah sebuah mesin listrik yang dapat mengubah daya mekanis menjadi daya listrik. Teori tentang generator berawal dari sebuah penelitian Michael Faraday (1791-1867), seorang ilmuwan berkebangsaan Inggris, membuat hipotesis (dugaan) bahwa medan magnet seharusnya dapat menimbulkan arus listrik. Untuk membuktikan kebenaran hipotesis Faraday. Berdasarkan percobaannya, ditunjukkan bahwa gerakan magnet di dalam kumparan menyebabkan jarum galvanometer menyimpang. Jika kutub utara magnet digerakkan mendekati kumparan, jarum galvanometer menyimpang ke kanan. Jika magnet diam dalam kumparan, jarum galvanometer tidak menyimpang. Jika kutub utara magnet digerakkan menjauhi kumparan, jarum galvanometer menyimpang ke kiri. Penyimpangan jarum galvanometer tersebut menunjukkan bahwa pada kedua ujung kumparan terdapat arus listrik. Peristiwa timbulnya arus listrik seperti itulah yang disebut induksi elektromagnetik. Adapun beda potensial yang timbul pada ujung kumparan disebut gaya gerak listrik (GGL) induksi.
Terjadinya GGL induksi dapat dijelaskan seperti berikut: Jika kutub utara magnet didekatkan ke kumparan, maka Jumlah garis gaya yang masuk kumparan makin banyak. Perubahan jumlah garis gaya itulah yang menyebabkan terjadinya penyimpangan jarum galvanometer. Hal yang sama juga akan terjadi jika magnet digerakkan keluar dari kumparan. Akan tetapi, arah simpangan jarum galvanometer berlawanan dengan penyimpangan semula. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penyebab timbulnya GGL induksi adalah perubahan garis gaya magnet yang dilingkupi oleh kumparan.
Menurut Faraday, besar GGL induksi pada kedua ujung kumparan sebanding dengan laju perubahan fluks magnetik yang dilingkupi kumparan. Artinya, makin cepat terjadinya perubahan fluks magnetik, makin besar GGL induksi yang timbul. Adapun yang dimaksud fluks magnetik adalah banyaknya garis gaya magnet yang menembus suatu bidang. Generator merupakan alat yang prinsip kerjanya berdasarkan induksi elektromagnetik. Energi kinetik pada generator dapat juga diperoleh dari angin atau air terjun dan lain-lain berdasarkan arus yang dihasilkan.
Generator sinkron dengan definisi sinkronnya, mempunyai makna bahwa frekuensi listrik yang dihasilkannya sinkron dengan putaran mekanis generator tersebut. Rotor generator sinkron yang diputar dengan penggerak mula (prime mover) yang terdiri dari belitan medan dengan suplai arus searah akan menghasilkan medan magnet putar dengan kecepatan dan arah putar yang sama dengan putaran rotor tersebut. Hubungan antara medan magnet pada mesin dengan frekuensi listrik pada stator ditunjukan pada Persamaan dibawah ini:


dimana :  
f    = Frekuensi listrik (Hz)
ns  = Kecepatan putar medan magnet atau kecepatan putar rotor (rpm)
p   = Jumlah kutub

Generator PLTA Bakaru menggunakan tiga kumparan jangkar yang ditempatkan di stator yang disusun sehingga susunan kumparan jangkar yang sedemikian akan membangkitkan tegangan induksi pada ketiga kumparan jangkar yang besarnya sama tapi berbeda fasa 120o satu sama lain. Setelah itu ketiga terminal kumparan jangkar siap dioperasikan untuk menghasilkan energi listrik.
Gambar 1. Kumparan tiga fasa

Adapun prinsip kerjanya sebagai berikut :

1.         Kumparan medan yang terdapat pada rotor dihubungkan dengan sumber eksitasi tertentu yang akan mensuplai arus searah terhadap kumparan medan. Dengan adanya arus searah yang mengalir melalui kumparan medan maka akan menimbulkan fluks yang besarnya terhadap waktu adalah tetap.
2.         Penggerak mula (prime mover) yang sudah terkopel dengan rotor segera dioperasikan sehingga rotor akan berputar pada kecepatan nominalnya.
3.         Perputaran rotor tersebut sekaligus akan memutar medan magnet yang dihasilkan oleh kumparan medan. Medan putar yang dihasilkan pada rotor, akan diinduksikan pada kumparan jangkar sehingga pada kumparan jangkar yang terletak di stator akan dihasilkan fluks magnetik yang berubah-ubah besarnya terhadap waktu. Adanya perubahan fluks magnetik yang melingkupi suatu kumparan akan menimbulkan GGL induksi pada ujung-ujung kumparan.
Salah satu bagian besar dari sistem tenaga listrik adalah stasiun pembangkit tenaga listrik. Stasiun pembangkit tenaga listrik tersebut dapat berupa generat­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­or yang digerakkan dengan tenaga gas, tenaga air, tenaga diesel dan lain sebagainya. Pokok utama dalam pengadaan sistem tenaga listrik adalah bagian dari pembangkitnya atau dalam hal ini generatornya. Apabila suatu sistem pembangkit terganggu, maka seluruh sistem tenaga listrik akan terhenti pengoperasiannya. Generator adalah suatu alat yang dapat merubah energi mekanik menjadi energi listrik yang perubahannya dipengaruhi oleh elektromagnetik .
Istilah generator umum dipakai di Industri kelistrikan bila dibandingkan dengan istilah alternator untuk menyatakan sumber pembangkitan tenaga listrik arus bolak balik, sedangkan alternator sering dipakai untuk menyatakan dinamo sebagai sumber pembangkit arus searah dan ini sebenarnya hanya pengertian istilah secara prinsip ilmu kelistrikan tidak berbeda sama sekali basic teorinya.
Suatu sistem pembangkitan tenaga listrik atau generator mulai saat ini dipakai untuk pembahasan didalam materi pelajaran karena pembangkit jenis ini yang sangat signifikan dipergunakan di pusat-pusat pembangkitan tenaga listrik.
Dalam pengoprasiannya gangguan generator relatif jarang terjadi karena:
a.       Instalasi listrik tidak terbuka terhadap lingkungan, terlindung terhadap petir dan tanaman.
b.      Adanya transformator blok dengan hubungan Wye-Delta, sehingga mencegah arus (gangguan) urutan nol dari saluran transmisi masuk ke generator.
c.       Instalasi listrik dari generator ke rel umumnya memakai cable duct yang kemungkinannya mengalami gangguan kecil.
d.      Tripnya PMT Generator sebagian besar (lebih dari 50%) disebabkan oleh gangguan mesin penggerak generator.




2.      Prinsip Dasar Generator (Muchlison, 1993)
Generator adalah suatu alat yang dapat merubah energi mekanik menjadi energi listrik yang perubahannya dipengaruhi oleh elektromagnetik. Dalam prinsip kerja suatu generator terdapat 3 hal pokok yang harus dipahami yaitu:
1.      Adanya fluks magnet yang dihasilkan oleh kutup magnet.
2.      Adanya kawat penghantar listrik tempat terbentuknya GGL.
3.      Adanya gerak relative antara fluks magnet dengan kawat penghantar tersebut.
Generator yang bergerak adalah kumparannya sedangkan yang tetap adalah magnet. Arah GGL induksi medan dan gerak dapat dilihat dengan kaidah tangan kanan. Apabila ibu jari diarahkan kearah gerakkan maka jari telunjuk kearah medan dan jari tengah menunjukkan arah gaya gerak listrik (GGL).
Arus eksitasi berasal dari service bus yang berupa tegangan AC yang disearahkan menjadi DC (service bus disuplay dari trafo daya). Arus eksitasi mensuplay ke generator untuk penyalaan pertama pada generator, lalu generator menghasilkan tegangan sebesar dan langsung dinaikkan oleh trafo daya yang mana akan di transmisikan ke jaringan. Pada prinsipnya ada suatu pergerakan relative terhadap yang lain (medan listrik maupun medan magnet) kadang kala dari pergerakan tadi muncul istilah mesin serempak (synchronous machines) dan mesin tak serempak (asynchronous machines) baik itu pada generator maupun pada motor.
Pada umumnya generator di pasaran senantiasa mesin sinkron sedangkan untuk motor umumnya mesin asinkron tetapi bukan tidak berarti jenis asinkron pada generator ataupun sinkron pada motor tidak ada tetapi sekali lagi kebanyakan di jumpai di industri adalah jenis-jenis tersebut. Generator kadang kala menghasilkan energi listrik yang berbentuk arus searah dan ada juga yang menghasilkan arus bolak-balik tetapi secara prinsip bentuk listrik yang dihasilkan oleh prinsip adanya pergerakan relative dari medan listrik terhadap medan magnit adalah arus bolak-balik dengan bentuk sinusoida. Jadi pada suatu generator untuk menghasilkan energi listrik diperoleh dari sumber eksitasi sebagai penguatan awal pada generator, sehingga akan berlaku hukum kekekalan energi pada system generator disamping adanya energi lain yaitu energi kinetik berupa unsur gerak dari medan listrik/medan magnit tadi yang bergerak relatif.
Suatu energi mekanik yang diberikan pada suatu poros generator oleh penggerak utamanya akan dirubah menjadi pergerakan rotor dari generator dan apabila pada rotor generator tersebut dipasangkan suatu kumparan yang di alirkan arus listrik maka pada rotor tersebut akan muncul arus medan magnet akibat timbulnya medan listrik dari kumparan tersebut, arus medan magnet tadi (fluksi magnet) akan memotong penghantar pada kumparan lainnya yang ditempatkan pada bagian yang bergerak relatif terhadap rotor yang disebut stator maka pada kumparan stator akan menjadi medan listrik yang selanjutnya timbul arus listrik yang mengalir pada kumparan stator apabila kumparan stator tersebut membentuk loop tertutup.
Bila mencermati bagan alir ini pada suatu system pembangkit listrik akan terdiri dari unsur sumber energi mekanik yang disebut sebagi penggerak mula (prime mover) yang di industri kelistrikan sudah disinggung dengan bagian yang disebut turbin yaitu suatu system mekanik yang dapat membentuk suatu energi kinetik dari suatu sumber energi lain (panas, head/potensial dst) dan generator yang terdiri atas bagian yang berputar (rotor) dan bagian yang tetap (stator), sehingga pada generator ada bagian lain yang harus terbentuk adalah celah udara antara rotor dan stator sehingga celah udara ini merupakan elemen terpenting pula dalam pembentukan transfer energi listrik dari generator dan bagaimana permindahan energi dari rotor ke stator, maka peran fluksi magnet pada celah udara tersebutlah yang sangat menentukan. Saat generator bekerja akan terjadi perpotongan fluks magnet antara stator dan rotor dalam media loop tertutup, perpotongan fluks ini mengakibatkan timbulnya GGL pada sisi terminal output yang langsung terhubung ke beban.
Jadi besar kecilnya perpindahan energi tersebut akan dijembatani oleh hubungan arus magnet yang membentuk lingkaran tertutup (closed loop) dari rotor – celah udarastator – celah udara – rotor, perbedaan media medan magnet ini sangat menentukan kerapatan fluksi yang bisa disampaikan dari rotor ke stator, semakin banyak semakin baik, tetapi hal tersebut tidak mungkin terjadi karena adanya perbedaan media (inti besi dari rotor dan stator dengan udara pada celah udara).
Pada umumnya prinsip kerja generator dipengarui oleh :
1.        Derajat Listrik
Generator sinkron yang mempunyai 4 kutup, Setiap satu kali putaran mesin, tegangan yang dihasilkan sudah menyelesaikan 2 cycle putaran penuh atau dapat dikatakan 3600 perputaran mekanik sama dengan 7200 perputaran listrik.
2.        Frekuensi
Untuk setiap satu kali siklus tegangan yang dihasilkan, mesin telah menyelesaikan 1 kali putaran.
3.        Tegangan
Hubungan-hubungan yang menentukan tingkat tegangan pada suatu generator sangatlah kompleks, dan pada dasarnya tegangan keluar (V) bergantung pada:
a.         Kecepatan putaran (N)
b.        Jumlah kawat pada kumparan yang memotong fluks (Z)
c.         Banyaknya fluks magnet yang dibangkitkan oleh medan magnet (f)

3.                  Konstruksi Generator (Muhsin, 2002)
Prinsip dasar timbulnya arus listrik dapat di jelaskan secara sederhana :
Bila rotor di putar akan memotong gaya-gaya magnet sehingga terjadi perbedaan tegangan. Arus melalui kawat yang kedua ujungnya di hubungkan dengan cincin geser. Pada cincin tersebut menggeser sikat-sikat sebagai terminal penghubung keluar.
Generator terdiri dari dua bagian utama yaitu :

1.        Bagian yang diam (stator)

Adapun bagian-bagian Stator yaitu :

a.         Inti stator
Bentuk dari inti stator ini berupa cincin laminasi-laminasi yang diikat serapat mungkin untuk menghindari rugi-rugi arus eddy (eddy current losses). Pada inti ini terdapat slot-slot untuk menempatkan konduktor dan untuk mengatur arah medan magnetnya.
b.        Belitan stator
Bagian stator yang terdiri dari beberapa batang konduktor yang terdapat di dalam slot-slot dan ujung-ujung kumparan. Masing-masing slot dihubungkan untuk mendapatkan tegangan induksi.
c.         Alur stator
Merupakan bagian stator yang berperan sebagai tempat belitan stator ditempatkan.
d.        Rumah stator
Bagian dari stator yang umumnya terbuat dari besi tuang yang berbentuk silinder. Bagian belakang dari rumah stator ini biasanya memiliki sirip-sirip sebagai alat bantu dalam proses pendinginan.


2.        Bagian yang bergerak (Rotor)

Rotor adalah bagian generator yang bergerak atau berputar. Antara rotor dan stator dipisahkan oleh celah udara (air gap). Rotor terdiri dari dua bagian umum, yaitu:
1.    Inti Kutub
Pada bagian inti kutub terdapat poros dan inti rotor yang memiliki fungsi sebagai jalan atau jalur fluks magnet  yang dibangkitkan oleh kumparan medan.
2.    Kumparan Medan
Pada kumparan medan ini juga terdapat dua bagian, yaitu bagian penghantar sebagai jalur untuk arus pemacuan dan bagian yang diisolasi. Isolasi pada bagian ini harus benar-benar baik dalam hal kekuatan mekanisnya, ketahanannya akan suhu yang tinggi dan ketahanannya terhadap gaya sentrifugal yang besar.

Konstruksi rotor untuk generator yang memiliki nilai putaran relatif tinggi biasanya menggunakan konstruksi rotor dengan kutub silindris.  Konstruksi ini dirancang tahan terhadap gaya-gaya yang lebih besar akibat putaran yang tinggi

















Gambar 2.  Konstruksi generator

4.                  Jenis-jenis Generator (Muchlison, 1993)
A.      Generator arus searah (DC)
Generator arus searah adalah suatu mesin listrik yang bisa merubah tenaga mekanik menjadi listrik berupa listrik arus searah. Generator arus searah banyak digunakan dibengkel pengisian akumulator dan lainnya. Pada saat pembangkit listrik generator arus searah dipakai untuk sumber penguat magnet (exiter).
Prinsip dari generator arus searah dapat diambil dari percobaan Faraday, dengan hukum yang berbunyi ”Apabila sebatang kawat penghantar digerakkan dalam medan magnet maka pada penghantar tersebut akan terdapat gaya gerak listrik induksi” dan begitupun sebaliknya.
Jenis-jenis generator arus searah :
Berdasarkan sumber arus kemagnetan (arus penguat) bagi kutub magnet buatan generator arus searah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
·      Generator dengan penguatan terpisah
Bila arus kemagnetan diperoleh dari sumber tenaga listrik arus searah dari luar generator tersebut. Pada generator dengan penguatan terpisah ini besar kecilnya arus kemagnetan dipengaruhi oleh nilai arus atau tegangan generator.
·      Generator dengan penguatan sendiri
Bila arus kemagnetan bagi kutub-kutub magnet berasal dari generator itu sendiri. Generator ini dapat dibagi menjadi 3 yaitu :
-       Generator shunt / parallel
-       Generator seri
-       Generator compound

B.       Generator arus bolak-balik (AC)
Generator DC apabila dibandingkan dengan generator AC, maka generator DC lebih cocok untuk membangkitkan tenaga listrik yang berkapasitas besar, hal ini dapat disimpulkan berdasarkan atas pertimbangan-pertimbangan antara lain :
a.         Timbulnya komutasi pada generator DC.
b.         Timbulnya persoalan dalam hal ini akan menimbulkan persoalan untuk hantaran dalam pengiriman tenaga listrik (transmisi dan distribusi).
c.         Listrik AC lebih mudah dirubah menjadi listrik DC.
d.        Masalah efisiensi mesin dan lainnya.
Bagian-bagian terpenting dari generator AC adalah :
1.    Rangka Stator                 : Terbuat dari besi tuang, rangka stator merupakan rumah dari bagian-bagian generator lain.
2.    Stator                               :    Bagian ini tersusun dari plat (seperti yang digunakan pada jangkar atau mesin arus searah). Stator yang mempunyai daerah terjadinya GGL induksi.
3.    Rotor                               :    Merupakan bagian yang berputar, pada rotor terdapat kutub magnet dengan lilitannya dialiri oleh arus searah dan melewati cincin geser dan sikat-sikat.
4.    Slip Ring                         :    Terbuat dari kuningan atau tembaga yang dipasang pada poros dengan memakai bahan isolasi. Slip ini berputar bersamaan dengan rotor dan poros. Jumlah slip ring ada 2 buah yang bagian masing-masing sikat positif dan negative.
5.    Generator Penguat       :  Suatu generator arus searah yang dipakai sebagai sumber arus yang sering dipakai oleh dinamo shunt.
Jenis-jenis Generator AC :
a.         Generator Sinkron      :          Besarnya frekuensi listrik yang dihasilkan sebanding dengan putaran dan jumlah kutub generator.
b.         Generator Asinkron:   Besarnya frekuensi listrik yang dihasilkan tidak sebanding dengan jumlah kutup dan putaran generator.

5.                  Karakteristik Generator (Muchlison, 1993)
Pada dasarnya bahwa bila arus eksitasi naik maka tegangan eksitasi akan naik pula, kenaikan arus dan tegangan ini mempunyai batas maksimumnya bila terjadi kenaikan lagi (arus dan tegangan) maka mesin akan mengalami gangguan, jadi hubungan antara arus eksitasi dengan tegangan berbanding lurus.
a.    Karakteristik Generator berbeban
Macam-macam beban :
1.         Beban Resistif , dengan simbol (R)
2.         Beban Induktif
Contoh dari jenis beban induktif ini ialah: gulungan/kumparan, motor-motor listrik, lampu TL.
Simbol (L).
3.         Beban Kapasitif
Contoh dari jenis beban kapasitif ini ialah : kondensator.
Simbol (C).

b.    Macam-macam Beban Sesuai dengan Jenis Bebannya
1.         Beban Resistif, beban tersebut hanya mengandung beban Resistor (Tahanan murni) saja.
2.         Beban Induktif, beban dimana jumlah beban inductor lebih besar   dari pada beban kapasitor.
3.         Beban Kapasitif, beban yang mana jumlah beban kapasitor lebih besar dari beban induktor.

c.    Cara kerja paralel generator
Generator dapat bekerja secara sendiri atau bekerja secara paralel dengan ketentuan jika beban bertambah.
Generator dikatakan bekerja secara paralel jika :
1.      Tegangan sama
2.       Frekuensi sama
3.       Fhasa sama
4.       Urutan Fhasa sama

6.                  Gangguan-gangguan Generator (Muchlison, 1993)
Secara umum ada beberapa gangguan pada generator yaitu:

1.    Gangguan penggerak awal
Generator dengan penggerak awal mesin diesel harus dilengkapi dengan pengaman terhadap kerja balik atau gangguan monitoring karena gangguan-gangguan mekanik. Akibat adanya tekanan balik maka generator perlu dilengkapi dengan pengaman gangguan monitoring untuk menghindari kerusakan-kerusakan yang terjadi. Pada saat ada kerusakan pada penggerak awal, maka ada daya balik dalam kumparan stator sehingga generator perlu dilengkapi dengan relay daya balik (reverse power relay) dengan karakteristik tunda waktu terbalik.

2.    Gangguan hilang penguatan
Meskipun gangguan pada penguat generator jarang terjadi, namun gangguan ini dapat menyebabkan terganggunya kelangsungan kerja generator. Untuk itu pada generator perlu dilengkapi pengaman terhadap hilang penguatan (loss of field relay).

3.    Gangguan arus lebih
Gangguan arus lebih pada generator sering kali terjadi akibat adanya hubung singkat atau beban lebih. Pada saat ini generator telah dibuat sedemikian rupa sehingga mampu bertahan terhadap adanya arus lebih, meskipun tidak terlalu lama. Namun demikian, pengaman terhadap arus lebih sangat diperlukan agar generator terhindar dari kerusakan akibat arus lebih yang berkepanjangan (over current relay).
4.    Gangguan putaran lebih
Putaran lebih pada generator disebabkan adanya penurunan beban yang mendadak. Sebenarnya pada generator telah dilengkapi dengan perangkat governor. Pada saat terjadinya pelepasan beban, governor tersebut akan mengatur atau menutup katup darurat (emergency valve) sehingga tidak terjadi putaran yang berlebihan. Namun demikian generator masih perlu dilengkapi dengan pengaman terhadap putaran lebih yang mampu memberikan sinyal triping pada pemutus tenaga (over speed relay).
5.    Gangguan tegangan lebih
Tegangan lebih yang dibangkitkan generator terutama disebabkan oleh putaran lebih akibat pelepasan beban yang mendadak. Governor pada generator mengatur kecepatan putaran agar putarannya tetap normal. Namun, rentang waktu yang diperlukan cukup lama sehingga pada saat itu terjadi tegangan lebih yang sangat membahayakan piranti-piranti kelistrikan lainnya. Tegangan lebih ini akan merusakkan isolasi kumparan generator akibat panas yang berlebihan (over voltage relay).
6.    Gangguan ketidakseimbangan beban
Ketidakseimbangan beban generator biasanya disebabkan adanya kebocoran atau hubung singkat penghantar ketanah atau antar penghantar. Juga bisa disebabkan oleh adanya beban yang tidak seimbang pada ketiga fase generator. Gangguan ini menyebabkan adanya arus urutan negatif yang mengalir pada penghantar bernilai nol. Pada keadaan demikian generator harus segera diamankan agar kerusakan dapat dihindari (neutral ground relay)
7.    Gangguan isolasi
Kegagalan isolasi pada kumparan generator akan menyebabkan gangguan-gangguan hubung singkat , baik hubung singkat didalam kumparan, antar kumparan, maupun hubung singkat kumparan dengan inti besi. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kegagalan isolasi, antara lain terjadinya tegangan lebih, panas yang berlebihan pada kumparan, kerusakan pada sistem pendingin atau ventilasi maupun adanya vibrasi yang berlebihan.
 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar